| 0 komentar ]



SEJARAH GEREJA TUA DI BANDA NEIRA
Kepulauan Banda yang terdiri dari 13 buah pulau dengan luas keseluruhannya ≤ 44 Km³ dan menempatkan Neira sebagai Ibu Kota Kecamatan. Kota Neira dibangun oleh Portogis pada awal 1500-an dan kira-kira seabad sesudah itu, kemudian dikembangkan oleh Belanda. Keunggulan yang dimiliki oleh Banda Neira adalah taman laut yang indah, banyak terdapat bangunan bangunan bersejarah dan budaya yang beranekaragam, juga bentangan alam yang sangat mempesona yang dikelilingi oleh bentangan gunung berapi. Hal inilah, yang membuat PPB menetapkan Banda Neira sebagai salah satu Kota Wisata Dunia.


Gereja tua “Hollandische Kerk” di Banda Neira, dibangun tahun 1600-an yang pada saat itu menjadi kebaggaan kota Neira. Akibat gempa bumi yang dahsyat, gereja “Hollandische Kerk” mengalamikehancuran dan sebagai gantinya pada tahun 1852dibangunlah gereja yang ada sekarang ini. Pelayanan rohani selama colonial Belanda pada abad ke-17 dilaksanakan dalam bahasa Belanda pada setiap hari minggu pagi dan dalam bahasa melayu pada sore hari. Lokasi gereja ini terdapat di dalam suatu taman yang pernah terpelihara dengan baik di abad ke-17, yaitu di sekitar benteng Nassau. Lantai gereja terbuat dari batu-batu Nisan granit yang berjumlah kurang lebih 22 buah yang di atasnya terpahat dengan indah nama pemuka/orang terpandang/pejabat Belanda maupun Perkenier Banda dari abad-abad sebelumnya, yang dimakamkan dibawah batu-batu granit tersebut.
Menurut fersi yang lain, mengatakan bahwa Gereja tua tersebut dibangun pada tanggal 20 April 1873, peresmian penggunaannya pada tanggal 23 Mei 1875 oleh dua orang penginjil yakni Lantzius dan John Hoeke. Selanjutnya gedung ini dibangun di atas 30 kuburan serdadu Belanda yang gugur dalam perang untuk menaklukan Banda. Pada lantai gereja terlihat ada 30 buah Batu Nisan dari 30 orang serdadu Belanda, lengkap dengan identitasnya.
Dalam Gereja ini masih terdapat beberapa Allkitab tua, yang berasal dari abad ke-18. Pada salah satu pintu depan, masih terlihat lambing VOC. Lonceng tua Gereja ini terbuat dari tembaga dan masih digunakan hingga saat ini. Menurut cerita, bahan lonceng semacam ini tersisa hannya 4 buah di seluruh dunia.

GERAJA TUA DI PULAU AY
Pulau Ay terletak di sebelah Barat Pulau Neira yang terletak diantara pulau Gunung Api dan Pulau Rhun. Penduduknya merupakan campuran Jawa, Buton, dan lain-lain. Menurut sejarah bahwa pembantaian tahun 1621, penduduk asli Pulau Ay telah melarikan diri ke pulau-pulau lain. Di sini terdapat sisa-sisa reruntuhan Mesjid Tua dan Gereja Tua. Gereja Tua tersebut berada disamping pekuburan Eropa, Gereja ini dibangun pada tahun 1611 dan selesai pada tahun 1617, sebelum pembantaian. Nama Gerejanya adalah “Bethlehem”. Gereja ini dibangun pada masa Gubernur Jenderal I Belanda “Pieter Borh”. Gedung tersebut harus dibongkar pada tahun 1842 karena konstruksinya suda membahayakan. Sedangkan Gedung Gereja yang dibangun pada tahun 1853 juga difungsikan sebagai sekolah. Namun kemudian sekolah untuk para pribumi dibangun agak lebih jauh ke timur. Bentuk bangunannya kecil saja dan hannya memiliki satu orang guru dan beberapa orang murid.
Lonceng gereja yang asli dibawa pergi oleh penduduknya pada saat melarikan diri. Lonceng gereja yang kemudian digunakan adalah lonceng dari “Perak Werwachting” tanpa tanggal. Sesuai sebuah buku berbahasa Belanda tentang Kepulauan Kei oleh Pastor Geertjens,M.Sc (Uit een Ureemde Wereld), lonceng Gereja tersebut di bawah ke Banda Eli di Kepulauan Kei dan ditukar dengan sebidang tanah untuk bermukim.

0 komentar

Posting Komentar